jump to navigation

Pemikiran Politik Islam April 16, 2008

Posted by fahrurrozy in opini.
add a comment
KORUPSI DAN SISTEM KUFUR ADALAH SATU PAKET !

Penyebab korupsi tidak terlepas dari tiga hal :

1. Individu yang tidak amanah,

2. Lingkungan budaya yang tidak kondusif, dan

3. Sistem yang tidak cukup menggiring orang untuk menjadi baik.

Maka berarti perang terhadap korupsi harus dilakukan secara terpadu di tiga lini ini sekaligus. Dari tiga lini ini, yang paling strategis dan mempunyai pengaruh terbesar adalah perbaikan sistem.

Perbaikan Sistem dengan Syariat Islam

Syariat Islam memberi petunjuk tentang bagaimana meminimalkan tindakan korupsi, antara lain:

  1. Para birokrat tetaplah manusia biasa yang mempunyai kebutuhan hidup serta kewajiban menafkahi keluarga. Agar tenang bekerja dan tak mudah tergoda, kepada mereka harus diberikan gaji, tunjangan, dan fasilitas lain yang layak. Rasul bersabda:

Siapapun yang diserahi pekerjaan dalam keadaan tidak mempunyai rumah, akan disediakan rumah; jika belum beristri hendaknya menikah; jika tak memiliki pembantu hendaknya mengambil pelayan; jika tak memiliki kendaraan hendaknya diberi… Siapapun mengambil selainnya, ia telah berbuat curang atau mencuri” (HR Abu Dawud).

  1. larangan menerima hadiah. Hadiah –atau sering dinyatakan sebagai “hibah”– yang diberikan kepada aparat pemerintah pasti bermaksud aga aparat itu menguntungkan pemberi hadiah. Tentang hadiah kepada aparat, Rasul bersabda:

Hakim, jika memakan hadiah, maka dia telah memakan barang haram, dan jika menerima suap, maka dia tela jatuh pada kekufuran. (HR an-Nasa’i).

Suap dan hadiah akan berpengaruh buruk pada mental aparat. Mereka bekerja tidak sebagaimana mestinya. Di bidang peradilan, hukum ditegakkan secara tidak adil atau cenderung memenangkan pihak yang mampu memberikan hadiah atau suap.

  1. Perhitungan kekayaan. Untuk menghindari tindakan curang, perhitungan kekayaan para pejabat harus dilakukan di awal dan di akhir jabatannya. Jika ada kenaikan yang tak wajar, yang bersangkutan harus membuktikan bahwa kekayaan itu benar-benar halal. Cara inilah yang kini dikenal sebagai pembuktian terbalik yang sebenarnya efektif mencegah aparat erbuat curang. Akan tetapi, anehnya cara ini justru ditentang untuk dimasukan ke dalam perundang-undangan.

  2. Penyederhanaan Birokrasi. Birokrasi yang berbelit dan tidak rasional akan membuat segala sesuatu kurang transparan, menurunkan akuntabilitas, dan membuka peluang korupsi. Demikian juga dengan prosedur hukum yang diskriminatif, misalnya memeriksa pejabat tinggi atau anggota DPR harus seizin kepala negara. Akibatnya, tidak jarang jika korupsi menyentuh lapisan elit itu, penyidikan biasanya terhenti. Dalam Islam, aturan yang membedakan pejabat tinggi dari rakyat biasa ini tidak dikenal.

  3. Hukuman Setimpal. Secara naluriah, orang akan takut menerima risiko yang tidak sebanding dengan apa yang diperolehnya. Risiko dalam bentuk hukuman berfungsi sebagai pencegah. Dalam islam, koruptor dikenai hukuman ta’zîr, yaitu hakim bisa mencari bentuk hukuman yang diperkirakan paling efektif bagi kasus tersebut, misalnya berupa tasyhîr (pewartaan), penyitaan harta, pemecatan, kurungan, kerja paksa, sampai hukuman mati.

Perbaikan Budaya dengan Syariat Islam

Sistem hanya akan efektif diterapkan jika budaya masyarakat mendukung. Karena itu, syariat Islam juga memberikan panduan tentang bagaimana agar budaya yang rusak saat ini bisa diperbaiki.

  1. Teladan pemimpin.

Khalifah Umar bin al- Khaththab menyita sendiri seekor unta gemuk milik putranya, Abdullah bin Umar, karena kedapatan digembalakan di padang rumput milik BaitulMal. Ini dinilai Umar sebagai bentuk penyalahgunaan fasilitas Negara. Dengan teladan pemimpin, pemberan asan tindak korupsi jadi mudah. Mereka juga akan lebih siap memilih orang-orang bersih untuk menjadi polisi, jaksa, atau hakim, karena tak takut akan terseret sendiri.

  1. Pengawasan Masyarakat.

Masyarakat dapat berperan menyuburkan atau menghilangkan korupsi. Masyarakat hedonis yang bermental instan akan cenderung menempuh jalan pintas dalam berurusan dengan aparat. Sebaliknya, masyarakat yang mulia dan kritis akan turut mengawasi jalannya pemerintahan dan menolak aparat yang mengajaknya menyimpang. Demi menumbuhkan keberanian rakyat mengoreksi aparat, Khalifah Umar bin al-Khaththab di awal pemerintahannya pernah manyatakan, “Jika kalian melihatku menyimpang dari jalan Islam maka luruskan aku walaupun dengan pedang.”

Dalam bahasa sekarang itu bisa berarti pers (media) dan LSM dipersilakan lebar-lebar untuk mengawasi perilaku atau gaya hidup para pejabat atau calon pejabat. Namun, di sisi lain media dilarang untuk menjadi alat propaganda gaya hidup instan, hedonis, dan konsumtif yang akan kontra produktif pada upaya-upaya pemberantasan korupsi.

Syariat Islam, jika diterapkan secara terpadu, akan mampu menghasilkan sistem dan budaya yang kondusif untuk mengatasi korupsi dan problematika lain negeri ini. Percayalah, dengan pola hidup bersih tanpa korupsi dan menegakkan syariah Islam, kehidupan pejabat maupu rakyat akan diliputi keberkahan.

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat- yat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS. al-A’râf [7]: 96)

di sinilah urgensitas seruan penerapan syariat Islam. Hanya dengan itulah, upaya memerangi korupsi benar-benar real, tidak berhenti sebatas jargon! Wallâhu a‘lam. [fahri ar Razy]

kemiskinan April 16, 2008

Posted by fahrurrozy in opini.
add a comment

Kemiskinan atau Pemiskinan?

F a h r u r R o z y *

  • fakta dan fenomena

diantara beberapa kata yang mungkin sudah bosan kita dengar adalah kata “kemiskinan”. Atau bahkan mungkin bukan sekedar mendengar, akan tetapi kita sendiri saat ini sedang dihimpit kemiskinan.

Jika mengacu kepada data dari Bank Dunia maka setengah dari penduduk negeri ini (49,5 persen) adalah miskin (Antara news, 18/12/2007). Namun sayangnya terkait dengan data angka kemiskinan ini ternyata pemerintah menunjukkan kekurang-seriusannya untuk mengentaskan kemiskinan. Hal ini ditunjukkan oleh ‘pengkaburan’ data angka kemiskinan. Versi pemerintah menyebutkan bahwa saat ini angka kemiskinan “hanya” 16,5 Persen turun drastis dibandingkan dengan data tahun 1998 yang sebesar 24,2 persen (Antara news, 18/12/2007). Padahal tidak ada satupun alasan memuaskan terkait dengan alasan mengapa angka kemiskinan bisa turun. Belum lagi jika kita melihat fakta saat ini bahwasanya fenomena kemiskinan bukannya berkurang namun semakin meluas dan menjadi-jadi di tengah masyarakat.

Kondisi ini (kemiskinan di tengah-tengah masyarakat) sangat paradoks jika dibandingkan dengan kondisi perekonomian para pejabat negara, wakil rakyat, dan para pengusaha. Di tengah angka kemiskinan yang begitu tinggi kita dikejutkan oleh berita peningkatan kekayaan yang dramatis dari Aburizal bakri dan keluarganya hingga senilai 5,4 miliar dolar AS (hampir Rp 50 Triliun) tahun ini atau naik dari 1,2 miliar dolar AS pada tahun 2006 (Pikiran rakyat, 14/12/2007). Kemudian kita hanya bisa mengucap istigfar ketika kita mendengar berita rencana para wakil rakyat untuk menaikkan gaji dan tunjangannya sampai jutaan rupiah.

  • penyebab kemiskinan

Kata Miskin secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan seseorang (atau sekelompok orang) untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Secara teoritis kita mengenal ada dua jenis kemiskinan ditinjau dari penyebabnya yakni kemiskinan kultural serta kemiskinan struktural.

berdasarkan persfektif kultural Kemiskinan bisa disebabkan oleh faktor budaya dan kebiasaan masyarakat/individu. Kemiskinan bisa terjadi pada suatu daerah karena masyarakat/individu di daerah tersebut terbiasa atau suka hidup miskin. Misalnya kehidupan masyarakat pedalaman, masyarakat/individu yang memiliki budaya malas bekerja, masyarakat/individu yang puas dengan apa yang diwariskan oleh nenek moyang/orang tua, dan lain-lain.

Jika kita menganalisa fenomena kemiskinan yang ada di negeri ini, maka kemungkinan kemiskinan disebabkan oleh faktor kultur sangat kecil terjadi. Pada faktanya ternyata bahwa kemiskinan yang terjadi lebih kearah kemiskinan struktural. Kemiskinan terjadi akibat kebijakan ekonomi yang keliru yang berimbas kepada ketidak berdayaan rakyat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  • menSolusikan Kemiskinan dengan syariat islam

untuk mengatasi kemiskinan tentunya diperlukan langkah-langkah komprehensif dan menyeluruh. Ada beberapa kebijakan strategis yang harus dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan diantaranya:

Pertama, Praktek Bunga bank (riba) dan judi (dalam bursa saham) harus dibuang jauh-jauh dari sistem perekonomian kita. Praktek riba dan judi-lah yang menyebabkan sektor riil tidak bergerak, praktek riba dan judi dalam perekonomian ’membius’ kita dengan angka pertumbuhan yang tinggi dalam sektor moneter namun sama sekali tidak berpengarus terhadap sektor riil.

Kedua, Problem ekonomi sesungguhnya bukanlah kelangkaan barang (scarcity) melaikan buruknya distribusi. Fakta menunjukkan, kemiskinan terjadi bukan karena tidak ada uang, tetapi karena uang yang ada tidak sampai kepada orang-orang miskin. Kemiskinan bukan pula karena kelangkaan SDA, tetapi karena distribusinya yang tidak merata. Sistem ekonomi kapitalis telah membuat 80% kekayaan alam, misalnya, dikuasai oleh 20% orang, sedangkan 20% sisanya harus diperebutkan oleh 80% rakyat. (buletin al-islam; 385).

Ketiga, Mengatur kembali sistem kepemilikan. Dalam islam, barang-barang yang menjadi kebutuhan umum seperti BBM, listrik, air, dan lainya sesungguhnya adalah milik rakyat yang harus dikelola negara untuk kesejahteraan rakyat. Penetapan harga barang tersebut, karena semua itu milik rakyat, mestinya didasarkan pada biaya produksi, bukan didasarkan pada harga pasar. Kebijakan seperti ini dipercaya akan menjauhkan monopoli oleh swasta dan gejolak harga yang disebabkan oleh perubahan harga pasar, seperti yang sekarang terjadi pada minyak bumi, yang pada akhirnya membuat harga barang-barang publik akan sangat murah dan senantiasa stabil. Karena itu, sudah saatnya pe pemerintah menghentikan privatisasi barang-barang milik umum dan mencabut semua Undang-Undang yang melegalkan penjarahan SDA oleh pihak Asing

Keempat, yang paling utama sudah saatnya negeri ini diatur oleh syariat islam. Hanya dengan syariat islam khususnya dalam konteks pengaturan sistem ekonomi, problem kemiskinan rakyat akan dapat diatasi secara tuntas.

Syariat islam adalah aturan universal dan solutif karena bagaimanapun syariat islam diturunkan oleh sang maha pengatur, allah SWT. Syariat islam mengatur seluruh lini kehidupan serta memberikan solusi atas segala macam permasalahan. Syariat islam memberikan pengaturan masalah ekonomi mulai dari adab berdagang, pelarangan riba, sampai pelarangan penguasaan SDA.

Kemiskinan hanya akan dapat dientaskan jika negeri ini menggunakan aturan syariat islam. Dan Syariat islam tidak akan efektif jika tidak diterapkan dalam sistem pemerintahan Daulah Khilafah Islam.

Allahusubhanahu wataala a’lam

abdurrahman bin auf April 16, 2008

Posted by fahrurrozy in testemonial.
add a comment

Abdurrahman bin ‘Auf radhiallahu ‘anhu


Pada suatu hari, di kota Madinah tiba 700 kendaraan (unta) yang sarat dengan muatannya. 700 kendaraan (unta) tersebut memenuhi jalan-jalan kota Madinah dan menyibukkannya. Orang banyak saling memanggil dan menghimbau menyaksikan keramaian ini serta turut bergembira dan bersukacita dengan datangnya harta dan rizqi yang dibawa kafilah itu …… 700 kendaraan (unta) beserta muatannya tersebuta adalah milik Abdurrahman bin Auf. Sebelum tali-temali perniagaannya dilepaskannya, ditujukannya langkah ke rumah Aisyah lalu berkata kepadanya: “Dengan ini aku mengharap dengan sangat agar anda menjadi saksi, bahwa kafilah ini dengan semua muatannya berikut kendaraan dan perlengkapannya, ku persembahkan di jalan Allah ‘azza wajalla…..!” Dan dibagikannyalah seluruh muatan 700 kendaraan itu kepada semua penduduk Madinah dan sekitarnya sebagai perbuatan baik yang maha besar ….

****** Dia adalah salah seorang dari delapan orang yang dahulu masuk Islam. Abu Bakar datang kepadanya menyampaikan Islam, begitu juga kepada Utsman bin ‘Affan, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubedillah, dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Makatak ada persoalan yang tertutup bagi mereka, dan tak ada keragu-raguan yang menjadi penghalang, bahkan mereka segera pergi bersama Abu Bakar Shiddiq menemui RasuIullah saw. menyatakan bai’at dan memikul bendera Islam….

Dan semenjak keislamannya sampai berpulang menemui Tuhannya dalam umur tujuhpuluh lima tahun, ia menjadi teladan yang cemerlang sebagai Seorang Mu’min yang besar. Hal ini menyebabkan Nabi saw. memasukkannya dalam sepuluh orang Yang telah diberi kabar gembira sebagai ahli surga.

****** Keberuntungannya dalam perniagaan sampai suatu batas yang membangkitkan dirinya pribadi ketakjuban dan keheranan, hingga katanya: “Sungguh, kulihat diriku, seandainya aku mengangkat batu niscaya kutemukan di bawahnya emas dan perak……!”

Dan Abdurrahman bin ‘Auf seorang yang berwatak dinamis, kesenangannya dalam amal yang mulia di mana juga adanya ….Apabila ia tidak sedang shalat di mesjid, dan tidak sedang berjihad dalam mempertahankan Agama tentulah ia sedang mengurus perniagaannya yang berkembang pesat, kafilah-kafilahnya membawa ke Madinah dari Mesir dan Syria barang-barang muatan yang dapat memenuhi kebutuhan seluruh jazirah Arab berupa pakaian dan makanan …..

Dan watak dinamisnya ini terlihat sangat menonjol, ketika Kaum Muslimin hijrah ke Madinah ….Telah menjadi kebiasaan Rasul pada waktu itu untuk mempersaudarakan dua orang shahabat, salah seorang dari muhajirin warga Mekah dan yang lain dari Anshar penduduk Madinah. Persaudaraan ini mencapai kesempurnaannya dengan cara yang harmonis yang mempesonakan hati. Orang-orang Anshar penduduk Madinah membagi dua seluruh kekayaan miliknya dengan saudaranya orang muhajirin .. , sampai-sampai soal rumah tangga. Apabila ia beristeri dua orang diceraikannya yang seorang untuk memperisteri saudaranya ……!

Ketika itu Rasul yang mulia mempersaudarakan antara Abdurrahman bin ‘Auf dengan Sa’ad bin Rabi’…. Dan marilah kita dengarkan shahabat yang mulia Anas bin Malik r.a. meriwayatkan kepada kita apa yang terjadi:
” … dan berkatalah Sa’ad kepada Abdurrahman: “Saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, silakan pilih separoh hartaku dan ambillah! Dan aku mempunyai dua orang isteri, coba perhatikan yang lebih menarik perhatian anda, akan kuceraikan ia hingga anda dapat memperisterinya……!
Jawab Abdurrahman bin ‘Auf: “Moga-moga Allah memberkati anda, isteri dan harts anda ! Tunjukkanlah letaknya pasar agar aku dapat berniaga….!
Abdurrahman pergi ke pasar, dan berjual belilah di sana……ia pun beroleh keuntungan …!

Di suatu hari ia menjual tanah seharga 40 ribu dinar, kemudian uang itu dibagi-bagikannya semua untuk keluarganya dari Bani Zuhrah, untuk para isteri Nabi dan untuk kaum fakir.

Diserahkannya pada suatu hari 500 ekor kuda untuk perlengkapan balatentara islam …dan di hari yang lain 1500 kendaraan. Menjelang wafatnya ia berwasiat 50.000 dinar untuk jalan Allah, lain diwasiatkannya pula bagi setiap orang yang ikut perang Badar dan masih hidup, masing-masing 400 dinar, hingga Utsman bin Affan r.a. yang terbilang kaya juga mengambil bagiannya dari wasiat itu, serta katanya:
“Harta Abdurrahman bin ‘Auf halal lagi bersih, dan memakan harta itu membawa selamat dan berkat”.

****** Pada suatu hari dihidangkan kepadanya makanan untuk berbuka, karena waktu itu ia sedang shaum …. Sewaktu pandangannya jatuh pada hidangan tersebut, timbul selera makannya, tetapi iapun menangis sambil mengeluh:

“Mushab bin Umeir telah gugur sebagai syahid, ia seorang yang jauh lebih baik daripadaku, ia hanya mendapat kafan sehelai burdah; jika ditutupkan ke kepalanya maka kelihatan kakinya, dan jika ditutupkan kedua kakinya terbuka kepalanya! Demikian pula Hamzah yang jauh lebih baik daripadaku, ia pun gugur sebagai syahid, dan disaat akan dikuburkan hanya terdapat baginya sehelai selendang. Telah dihamparkan bagi kami dunia seluas-luasnya, dan telah diberikan pula kepada kami hasil sebanyak-banyaknya. Sungguh kami khawatir kalau-kalau telah didahdukan pahala kebaikan kami..!”

Pada suatu peristiwa lain sebagian shahabatnya berkumpul bersamanya Begitulah ia, kekayaannya yang melimpah-limpah, sedikitpun tidak membangkitkan kesombongan dan takabur dalam dirinya …. ! Sampai-sampai dikatakan orang tentang dirinya: “Seandainya seorang asing yang belum pernah mengenalnya, kebetulan melihatnya sedang duduk-duduk bersama pelayan-pelayannya, niscaya ia tak akan sanggup membedakannya dari antara mereka!” Tetapi bila orang asing itu mengenal satu segi saja dari perjuangan ibnu ‘Auf dan jasa-jasanya, misalnya diketahuinya bahwa di badannya terdapat duapuluh bekas luka di perang Uhud, dan bahwa salah satu dari bekas luka ini meninggalkan cacad pincang yang tidak sembuhsembuh pada salah satu kaki nya……sebagaimana pula beberapa gigi seri rontok di perang Uhud, yang menyebabkan kecadelan yang jelas pada ucapan dan pembicaraannya …. Di waktu itulah orang baru akan menyadari bahwa laki·laki yang berperawakan tinggi dengan air muka berseri dan kulit halus, pincang serta cadel, sebagai tanda jasa dari perang Uhud, itulah orang yang bernama Abdurrahman bin ‘Auf … ! Semoga Allah ridla kepadanya dan ia pun ridla kepada Allah … !

****** “Orang-orang yang membelanjakan hartanya dijalan Alloh kemudian mereka tidak mengiringi apa yang telah mereka nafqahkan itu dengan membangkit-bangkit pemberiannnya dan tidak pula kata-kata yang menyakitkan, niscaya mereka beroleh pahala di sisi Tuhan mereka; mereka tidak usah merasa takut dan tidak pula berdukacita … !”(Q·S. 2 al-Baqarah: 262)

special story April 16, 2008

Posted by fahrurrozy in testemonial.
1 comment so far

KrystaLog

( Special Story)

Assalamualaikum warahmatullah hiwabarakaatuh

Perkenankan kami untuk berbagi kisah kepada anda yakni berupa sebuah Sort Bioghrafi seorang yang memang bener-bener layak disebut pejuang Islam. Adalah Mushab bin Umair RA Seorang pemuda Islam yang Idiologis, Prestatif dan Inspiratif.

Dimasa-masa awal Rasulullah SAW menyampaikan dakwah Islam beliau adalah salah seorang pemuda (diantara sedikit pemuda ‘Tampan’ dan ‘Kaya’) yang menerima Islam. Umur beliau tatkala itu tidak lebih dari 14 tahun.

Beliau adalah salah seorang pemuda (diantara sedikit pemuda ‘pemberani’ dan ‘Militan’) yang berani menghadapi segala arang-melintang demi mempertahankan dan memperjuangkan Islam yang Ia agung-agungkan. Setelah Beliau memeluk Islam beliau disiksa dan dipenjarakan oleh ibunya, setelah memeluk Islam beliau kemudian berubah menjadi pemuda miskin dan melarat, setelah memeluk Islam beliau harus mencari perlindungan dengan meninggalkan kampung halaman.

Beliau adalah salah seorang pemuda (diantara sedikit pemuda ‘Prestatif’ dan ‘Inovatif’) yang menjadi Duta dakwah rasulullah. Bahkan tidak tanggung-tanggung beliau menjadi Duta Pertama Islam. Beliau menerima amanah ini dengan penuh kegembiraaan karena imbalannya tiada lain adalah ridho allah SWT. Beliau menjalankan amanah ini dengan penuh dedikasi dan perjuangan, sehingga nyawa, harta dan tenaga menjadi taruhan. Dan salah satu yang luar biasa dari beliau adalah bahwasanya beliau berhasil menunjukkan prestasi luar biasa serta bisa memberikan Kontribusi terbaik bagi Islam. Belia Berhasil meng-Islamisasi-kan kota Madinah!. Lalu, apakah sesuatu yang berat dan susah bagi kita untuk sekedar punya Visi meng-Islamisasi-kan Kampus UNPAD???

Semua Pemuda Islam harus seperti Mushab bin Umair RA. Beliau adalah pemuda Multi talenta (punya Pengetahuan dan berkompeten di segala bidang). Sang idola kita ini –dengan Islam- Hidupnya Bahagia (walaupun miskin, melarat dan sering disiksa), sang idola kita ini –dengan Islam- Matinya pun bahagia (dengan cara syahid di medan perang Uhud) pada usia muda tidak lebih dari 27 tahun.

Lalu ada pertanyaan besar yang harus kita jawab. Apakah kita bisa seperti Dia?

Allahusubhanahuwataala a’lam